Piiiim.... piiiimm..... piiiiimm
Ku bunyikan klakson berkali-kali sebagai isyarat bahwa rombongan akan segera diberangkatkan.
Sekilas terlihat seperti rombongan pelayat, berangkat dari Masjid Gedhe Kauman menuju Turi, Sleman.
Motor beririt-iritan memenuhi jalan, dari jl. KHA. Dahlan hingga Jl. Palagan.
Wahai masyarakat Jogja, saksikanlah bahwa kami adalah alumni mu’allimin mu’allimaat. (haha, opo maksute?)
Kita masih bersatu hingga mencapai Turi, kemudian, perlahan-lahan, kesatuan tergoyahkan, beberapa orang tersasar, banyak bahkan. Hanya orang-orang yang beruntung yang bisa mencapai rumah Dhenis tanpa pencarian akan sebuah jalan kebenaran( hoho, Lebay)
Adzan Ashar berkumandang, persiapan untuk sholat.
Pukul 15.45 acara dimulai. Seperti biasa, kalau sudah berkumpul, maka kericuhan tak akan bisa dihindarkan. Seperti Pasar Ngasem pindah. Terlihat jelas kebahagian yang terancar dari raut wajah dan senyuman teman-teman.
This is the real event for IKMAMMM82.
Setelah acara selesai, aku tersadar bahwa ada sesuatu yang kurang. Yah, Aku hanya bisa menenangkan hati, ketika ku ketahui, bahwa kunci motorku tidak ada di tas maupun di jaketku. Aku yakin, mungkin terselip di antara kursi atau di rimbunnya pepohonan di depan rumah Dhenis
Aku masih tertawa bersama kalian, berfoto-foto, dan bersalam-salaman
Setelah ibadah maghrib, aku geledah berkali-kali tas dan jaketku, aku periksa dalam rumah dhenis, NIHIL.
setelah hampir setengah jam ku mencari dan tidak mendapatkan hasil, ku beranikan diri untuk menganggu kalian dengan sebuah pertanyaan, “apakah ada yang melihat kunci dengan gantungan coklat? Kunciku hilang”
Beberapa dari kalian turut membantu mencari, ada yang menggeledah tas dan jaketku, mencari di dalam rumah, dll.
Namun tetap saja tidak ketemu..
Akhirnya mb Sekar meminjamkan senter, aku mulai mencari di bawah pohon-pohon, tak juga ketemu.
Hari mulai gelap, satu persatu kalian pulang meninggalkanku.
Lely, “mif, maaf ya, aku duluan, ada acara koordinasi AMM Bantul untuk penggalangan dana gempa”
Dibie, “sayang, aku duluan ya! harus nganter Olif ke asrama”
Inung dan Santi, “ Miftah, Inung duluan ya!”
Adek Iqbal, “mb, ‘afwan ya, ana duluan”
Ya ya ya..aku tidak bisa mengganggu kesibukan kalian hanya karena ketelodaranku
Dan sekali lagi, aku masih menghantarkan kepulangan kalian dengan senyuman.
Satu persatu motor pergi, halaman mulai sepi, aku berkuasa untuk mencari kunci
Untuk kesekian kalinya, aku gagal menemukan kunci itu
Fitri yang ban motornya bocorpun akhirnya pulang, nebeng teman
Yang tersisa hanyalah, aku, Ihsan, Latif, Sirhi, Ari, Huda dan Putri.. hening sepi, namun aku merasakan getaran aneh dalam hati.
Otak nakalku mulai bekerja, dulu aku pernah menjebol kunci dengan pisau, kemudian aku meminjam pisau, mungkin kali ini pun aku bisa menjebol kunci motorku dengan pisau itu
Oh, tidak, sebelum ku berhasil menjebolnya, Mb Sekar tidak sengaja me-lock kunci itu,,, yah,,, ku tidak tahu harus berbuat apa lagi
Kata ihsan, “miftah cari miftah”
Huft, namaku Miftah, tapi kenapa sering sekali ku bermasalah dengan yang namanya kunci, sampe terbesit di pikiran, mungkin lebih baik aku ganti nama saja (pikiran bodoh).
Walau kebingungan melanda, aku masih tersenyum, yakin akan kemudahan dari Allah
Setelah itu keputusan pun datang, sebelum larut malam, Dhenis dengan baik hati meminjamkan motornya untukku pulang, alhamdulillah, nanti sampe rumah, akan ku ambil kunci cadangan, kemudian besok akan ku ambil motor itu.
Akhirnya pulang juga aku, masih dengan senyum di bibir...
ketika sampai di pertigaan MTS Pakem, Ihsan berkata, “lurus aja nanti nyampe jogja”
yah, setelah itu, Huda dan Putri pulang mendahului. Aku ada di depan sendiri, disusul ari dan Sirhi kemudian yang terakhir adalah Latif.... ngapunten nggih Tif, kamu harus mengawal kepulangan para perempuan ini.
kami bermotor hanya dengan kecepatan 40an km/jam, menikmati malam dan dinginnya Turi namun diselimuti dengan hangat suasana persaudaraan. Persaudaraan dan ...................
Hah, aku was was juga, bersiap untuk dimarahi orang tua ketika sampe rumah...
Alhamdulillah, selamat sampe rumah
Pagi harinya Dibie menelpon, bercerita tentang sesuatu, aku pun mendengarkannya seperti biasa, yah, di tengah-tengah telpon, dengan datarnya dia bekata, “mif, kayaknya kuncimu ga sengaja dimasukin moly ke tasku, yang ada gantungan coklatnya kan? Dari kulit?”
What? Allahu Akbar.. kok bisa.... klieng klieng
“ maaf mif, aku ga sempat nengok tasku”. Kata Dibie
Hahaha... opo iki? Astaghfirullah
Padahal malemnya, moly chat denganku, ku bilang, “mol, kunciku positif hilang”
Kemudian dia menentramkan hatiku, “sik sabar yo mif, mugo cepet ketemu”
Hwaaaaa... gubrak... kok iso?
Aneh banget kejadian ini, aku hanya bisa tertawa lepas, bingung bagaimana cara mengekspresikannya, aku tak bisa menyalahkan siapapun, karena keadaan waktu itu memang semrawut,,,, moly yang tidak tahu bahwa itu adalah kunciku menaruhnya di dekat tas Dibie, dan mungkin secara tidak sengaja, kunciku dimasukin salah seorang teman ke tas Dibie, saat aku dan moly menjemput Dita.
Hahaha... lucu lucu
Ketika aku mengambil motor ke rumah Dhenis pun, keluarganya masih menyambutku dengan hangat, belum juga turun dari motor, bapaknya Dhenis sudah mengulurkan tangan mengajak salaman (mungkin aku dikira Dhenis apa ya? hehe). Setelah itu, motorku dibawa keluar ma bapaknya Dhenis, dipanasin, sedang mb Sekar menyuruhku masuk, membuatkanku teh hangat. Subhanallah.
Dari rumah Dhenis langsung menuju ke kampus, masih senyam senyum sendiri seperti orang gila, merangkai kembali peristiwa demi peristiwa.
Yah, yakfi hatta huna
Semua itu skenario Allah,,, dan aku menikmati semua ini... asykuruka ya Allah, Terima kasih kawan, walau tak kalian rencanakan, namun telah Allah gariskan, kalian telah berkolaborasi secara apik untuk membuat peristiwa itu bagitu berkesan di hatiku.
Selengkapnya...
Saturday, October 10, 2009
Menikmati Skenario yang Allah Tulis untuk Kita
Posted by Miftah Rosyid at 9:56 AM 0 comments
Labels: IKMAMMM
Subscribe to:
Posts (Atom)