CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Tuesday, February 23, 2010

Selamat Tinggal Cinta, Sampai Jumpa di Waktu yang Tepat


Cinta adalah kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan kasih sayang. (Akhlak IV, Madrasah Mu’allimiin Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta)



Cinta memang ada untuk dicintai dan diungkapkan sebagi jembatan baru ke pelajaran-pelajaran kehidupan manusia berikutnya. Cinta yang akan membuat manusia lebih mengerti siapa dirinya dan siapa penciptanya. Dan, dengan penuh rasa syukur akhirnya manusia menyadari bahwa tidak ada cinta yang paling besar di dunia ini kecuali cinta sang pencipta kepada makhlukNya. Tidak pernah ada cinta yang bisa dimiliki oleh manusia, kecuali cinta Sang Pencipta yang tidak pernah berpaling dari manusia dan selalu mencintai makhluk terbaik ciptaanNya. Sang Pencipta tidak pernah memberi apa yang manusia pinta, seperti cinta... Dia memberi apa yang manusia butuhkan (5 CM)




Aku tak menyesal pernah mengenalmu cinta, walau kadang kau menyakitiku. Namun tetap ku ucapkan terima kasih kepadamu, karena dengan mengenalmu aku bertambah dewasa. Aku mulai memahami bahwa dirimu yang sebenarnya adalah pengejawantahan sifat rahman dan rahim-Nya kepada hambaNya...

Aku mencintaimu cinta, tak peduli, kepada siapa akan kuberikan cintaku ini...

Namun...

Maafkan aku cinta, aku harus meninggalkanmu untuk sementara waktu, ingin ku penuhi seluruh hatiku dengan cintaNya. Ingin ku gapai seluruh impianku, ingin ku bahagiakan orang tuaku. Hingga aku menjadi orang yang benar-benar pantas untukmu, cinta.

Kelak, aku akan kembali menjemputmu cinta, bahkan akan memaksamu untuk menerimaku...

Karena tanpamu, akan sulit untuk merasakan dan menyempurnakan cintaku padaNya

Selengkapnya...

Saturday, October 10, 2009

Menikmati Skenario yang Allah Tulis untuk Kita

Piiiim.... piiiimm..... piiiiimm
Ku bunyikan klakson berkali-kali sebagai isyarat bahwa rombongan akan segera diberangkatkan.

Sekilas terlihat seperti rombongan pelayat, berangkat dari Masjid Gedhe Kauman menuju Turi, Sleman.

Motor beririt-iritan memenuhi jalan, dari jl. KHA. Dahlan hingga Jl. Palagan.
Wahai masyarakat Jogja, saksikanlah bahwa kami adalah alumni mu’allimin mu’allimaat. (haha, opo maksute?)

Kita masih bersatu hingga mencapai Turi, kemudian, perlahan-lahan, kesatuan tergoyahkan, beberapa orang tersasar, banyak bahkan. Hanya orang-orang yang beruntung yang bisa mencapai rumah Dhenis tanpa pencarian akan sebuah jalan kebenaran( hoho, Lebay)


Adzan Ashar berkumandang, persiapan untuk sholat.
Pukul 15.45 acara dimulai. Seperti biasa, kalau sudah berkumpul, maka kericuhan tak akan bisa dihindarkan. Seperti Pasar Ngasem pindah. Terlihat jelas kebahagian yang terancar dari raut wajah dan senyuman teman-teman.

This is the real event for IKMAMMM82.

Setelah acara selesai, aku tersadar bahwa ada sesuatu yang kurang. Yah, Aku hanya bisa menenangkan hati, ketika ku ketahui, bahwa kunci motorku tidak ada di tas maupun di jaketku. Aku yakin, mungkin terselip di antara kursi atau di rimbunnya pepohonan di depan rumah Dhenis

Aku masih tertawa bersama kalian, berfoto-foto, dan bersalam-salaman
Setelah ibadah maghrib, aku geledah berkali-kali tas dan jaketku, aku periksa dalam rumah dhenis, NIHIL.

setelah hampir setengah jam ku mencari dan tidak mendapatkan hasil, ku beranikan diri untuk menganggu kalian dengan sebuah pertanyaan, “apakah ada yang melihat kunci dengan gantungan coklat? Kunciku hilang”

Beberapa dari kalian turut membantu mencari, ada yang menggeledah tas dan jaketku, mencari di dalam rumah, dll.

Namun tetap saja tidak ketemu..
Akhirnya mb Sekar meminjamkan senter, aku mulai mencari di bawah pohon-pohon, tak juga ketemu.

Hari mulai gelap, satu persatu kalian pulang meninggalkanku.
Lely, “mif, maaf ya, aku duluan, ada acara koordinasi AMM Bantul untuk penggalangan dana gempa”
Dibie, “sayang, aku duluan ya! harus nganter Olif ke asrama”
Inung dan Santi, “ Miftah, Inung duluan ya!”
Adek Iqbal, “mb, ‘afwan ya, ana duluan”

Ya ya ya..aku tidak bisa mengganggu kesibukan kalian hanya karena ketelodaranku
Dan sekali lagi, aku masih menghantarkan kepulangan kalian dengan senyuman.

Satu persatu motor pergi, halaman mulai sepi, aku berkuasa untuk mencari kunci
Untuk kesekian kalinya, aku gagal menemukan kunci itu

Fitri yang ban motornya bocorpun akhirnya pulang, nebeng teman
Yang tersisa hanyalah, aku, Ihsan, Latif, Sirhi, Ari, Huda dan Putri.. hening sepi, namun aku merasakan getaran aneh dalam hati.

Otak nakalku mulai bekerja, dulu aku pernah menjebol kunci dengan pisau, kemudian aku meminjam pisau, mungkin kali ini pun aku bisa menjebol kunci motorku dengan pisau itu

Oh, tidak, sebelum ku berhasil menjebolnya, Mb Sekar tidak sengaja me-lock kunci itu,,, yah,,, ku tidak tahu harus berbuat apa lagi

Kata ihsan, “miftah cari miftah”

Huft, namaku Miftah, tapi kenapa sering sekali ku bermasalah dengan yang namanya kunci, sampe terbesit di pikiran, mungkin lebih baik aku ganti nama saja (pikiran bodoh).

Walau kebingungan melanda, aku masih tersenyum, yakin akan kemudahan dari Allah
Setelah itu keputusan pun datang, sebelum larut malam, Dhenis dengan baik hati meminjamkan motornya untukku pulang, alhamdulillah, nanti sampe rumah, akan ku ambil kunci cadangan, kemudian besok akan ku ambil motor itu.

Akhirnya pulang juga aku, masih dengan senyum di bibir...

ketika sampai di pertigaan MTS Pakem, Ihsan berkata, “lurus aja nanti nyampe jogja”

yah, setelah itu, Huda dan Putri pulang mendahului. Aku ada di depan sendiri, disusul ari dan Sirhi kemudian yang terakhir adalah Latif.... ngapunten nggih Tif, kamu harus mengawal kepulangan para perempuan ini.
kami bermotor hanya dengan kecepatan 40an km/jam, menikmati malam dan dinginnya Turi namun diselimuti dengan hangat suasana persaudaraan. Persaudaraan dan ...................
Hah, aku was was juga, bersiap untuk dimarahi orang tua ketika sampe rumah...
Alhamdulillah, selamat sampe rumah

Pagi harinya Dibie menelpon, bercerita tentang sesuatu, aku pun mendengarkannya seperti biasa, yah, di tengah-tengah telpon, dengan datarnya dia bekata, “mif, kayaknya kuncimu ga sengaja dimasukin moly ke tasku, yang ada gantungan coklatnya kan? Dari kulit?”

What? Allahu Akbar.. kok bisa.... klieng klieng
“ maaf mif, aku ga sempat nengok tasku”. Kata Dibie
Hahaha... opo iki? Astaghfirullah
Padahal malemnya, moly chat denganku, ku bilang, “mol, kunciku positif hilang”
Kemudian dia menentramkan hatiku, “sik sabar yo mif, mugo cepet ketemu”
Hwaaaaa... gubrak... kok iso?

Aneh banget kejadian ini, aku hanya bisa tertawa lepas, bingung bagaimana cara mengekspresikannya, aku tak bisa menyalahkan siapapun, karena keadaan waktu itu memang semrawut,,,, moly yang tidak tahu bahwa itu adalah kunciku menaruhnya di dekat tas Dibie, dan mungkin secara tidak sengaja, kunciku dimasukin salah seorang teman ke tas Dibie, saat aku dan moly menjemput Dita.
Hahaha... lucu lucu

Ketika aku mengambil motor ke rumah Dhenis pun, keluarganya masih menyambutku dengan hangat, belum juga turun dari motor, bapaknya Dhenis sudah mengulurkan tangan mengajak salaman (mungkin aku dikira Dhenis apa ya? hehe). Setelah itu, motorku dibawa keluar ma bapaknya Dhenis, dipanasin, sedang mb Sekar menyuruhku masuk, membuatkanku teh hangat. Subhanallah.

Dari rumah Dhenis langsung menuju ke kampus, masih senyam senyum sendiri seperti orang gila, merangkai kembali peristiwa demi peristiwa.
Yah, yakfi hatta huna

Semua itu skenario Allah,,, dan aku menikmati semua ini... asykuruka ya Allah, Terima kasih kawan, walau tak kalian rencanakan, namun telah Allah gariskan, kalian telah berkolaborasi secara apik untuk membuat peristiwa itu bagitu berkesan di hatiku.


Selengkapnya...

Tuesday, August 4, 2009

Dimensi Lain dalam Isra' Mi'raj

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S Al-Isra-1)


Sejarah Islam mencatat peristiwa unik dan sulit dicerna akal, isra’ dan mi’raj. Secara istilah isra’ berarti berjalan di waktu malam, sedangkan mi’raj adalah alat(tangga) untuk naik. Isra’ mempunyai pengertian perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa Palestina. Mi’raj adalah kelanjutan perjanalan Nabi Muhammad SAW dari masjidil Aqsa ke langit sampai sidratul muntaha.Kenapa harus malam hari?
Pemilihan malam bukan siang terkait dengan struktur ruang dan waktu.

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun” (Q.S Al-Ma’arij:4)

Jika mi’raj dari masjidil Aqsa dilakukan dari jam 8 malam hingga jam 4 pagi, dengan kecepatan seperti di atas maka Nabi Muhammad SAW bersama Jibril menempuh jarak 825.000.000 km dari bumi. Perjalanan ini baru melampaui planet Saturnus, tetapi belum sampai Uranus apalagi Neptunus. Perhitungan ini terjadi ketika kita menganggap bahwa ruang dan waktu bersifat absolut, tidak saling mempengaruhi.
Namun anggapan ruang dan waktu bersifat absolut dalam peristiwa isra’ mi’raj ini memiliki beberapa kelemahan yaitu:

1. Malaikat tercipta dari Nur(cahaya), kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik. Bukan hanya malaikat yang tercipta dari cahaya namun juga ruh. Menurut teori relativitas khusus, hanya materi tak bermassa yang bisa bergerak dengan kecepatan cahaya. Jika menggunakan teori ini maka yang melakukan isra’ mi’raj hanya ruh Nabi Muhammad SAW saja, padahal pada kenyataannya fisik Nabi Muhammad SAW juga ikut isra’ mi’raj.

2. Perjalanan dengan kecepatan cahaya atau di bawahnya hanya mampu mencapai jarak terjauh planet Neptunus. Jadi jangankan mencapai bintang terdekat, yakni Alpha Centaury yang memerlukan waktu 4,4 tahun jika menggunakan kecepatan cahaya, keluar dari sistem tata surya sendiri pun belum. Sehingga amat mustahil Rosul dapat mencapai Sidratul Muntaha.

3. Andai Rosul benar-benar bergerak dengan kecepatan cahaya, maka tubuh Rosul akan meledak, sesuai dengan hasil relativitas khusus. Terdapat pola hubungan psikologis dan biologis selama perjalanan dengan kecepatan tinggi tersebut. Dengan demikian teori relativitas khusus tidak memadai untuk menjelaskan peristiwa isra’ mi’raj.

Alternatifnya,mi’raj dipandang sebagai perjalan keluar dari dimensi ruang dan waktu kita. Di dalam model jagat raya yang secara umum diketahui, ternyata masih terdapat ruang ekstra di luar jagat raya. Jika ruang antar bintang maupun antar galaksi dipandang sebagai langit material, maka langit immaterial adalah langit yang berada di ruang ekstra. Karena ruang ekstra berada di luar ruang material, maka hukum ruang dan waktu yang kita kenal tidak berlaku disana, sehingga perjalan isra’ mi’raj melalui beberapa lapis berlangsung dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Itulah dimensi lain yang tidak kita ketahui dan belum disentuh oleh ilmu pengetahuan. Allahu Akbar dengan segala kebesarannya.
Selengkapnya...

Thursday, July 16, 2009

INILAH AKU

“aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan logika, aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku kehidupan yang ujung nya tak dapat disangka, aku ingin hidup yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. aku ingin hidup! merasakan sari pati hidup""(edensor)

Walau diriku harus terluka, tertusuk duri-duri tumbuhan liar yang tumbuh di gunung petualangan itu
Tak ku hiraukan darah yang mengalir menelusuri kulitku, hingga merah seluruh bajuku
Ketika tubuh ini letih, tak kuat untuk kembali berjalan
Aku sandarkan tubuhku pada pepohonan Hutan penggembaraan itu
Daunnya yang lebat rindangiku dari terik matahari, buahnya yang lezat menambahiku energi

Ketika malam datang
Tak tahu arah, aku melihat bintang-bintang di angkasa raya sana
Gugusannya terangi langkahku, tunjuki kemana tujuanku

Kadang aku takut
Karena binatang-binatang buas kehidupan siap menerkamku
Aaarrrghh, aku ingin berteriak minta tolong
Tapi tak ada yang mendengarku
Nyawa ku serahkan pada Rabb Sang Penguasa Kehidupan

Langkahku pun sering terhenti
Futur, sejenak membayangkan teman-teman di daratan kebahagiaan
Yang sedang menikmati hidupnya
Bersendau gurau, bersuka cita
Ingin aku turun, kembali bergabung dengan mereka
Tapi..ah, tidak, kuurungkan niatku, ku bulatkan tekadku

Satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun telah berlalu
Badanku telah kurus kering, bajuku sobek-sobek, tubuhku penuh memar dan luka
tapi, aku telah berhasil mencapai puncak tantangan itu
aku bahagia, bisa mengenal mereka
teman-teman di hutan penggembaraan yang menemani setiap langkahku
bintang-bintang di angkasa raya yang terangi jalanku

fajar menyingsing
Di puncak itu, aku berteriak pada dunia

Heiiiiiii!!! Kalian!
Lihatlah aku dengan segala ke-aku-anku

jangan lihat bajuku yang sobek-sobek, jangan lihat penampilanku yang kumal usam
ya memang beginilah aku, tapi aku bangga dengan jerih payahku,
walau kadang ku menangis ketika tertusuk duri, berteriak karena takut dimangsa, namun syukur tetap ku panjatkan kepada Sang Penguasa Kehidupan, terima kasih Kau telah memberiku kesempatan dan kekuatan, untuk menikmati keindahan alam, dari puncak tantangan itu






Selengkapnya...

Pemimpinku, Dengarkanlah Jeritan Rakyatmu!!!


Kepadamu, wahai pemimpinku
Kusampaikan salam hormatku, atas segala perjuanganmu
Sebuah penghormatan yang mungkin seharusnya tak kulakukan
Karena aku bingung dengan tingkah lakumu

Kenapa kau tinggal di istana yang megah, tidur di atas kasur yang empuk, berselimutkan kehangatan?
Sedangkan rakyatmu...Tinggal di kolong jembatan, beralaskan aspal dan kedinginan karena hujan

Kenapa kau menaiki mobil yang mewah, bersepatu hitam mengkilat, dan berbaju raja
Sedangkan rakyatmu...
Berjalan di antara tai kuda, bersandal selen, dan bajunya pun compang-camping

Kenapa kau jual kekayaan negeri ini kepada orang-orang asing yang tak berperikemanusiaan?
Mereka paksa rakyat untuk bekerja keras dengan upah sedikit
Sedangkan mereka..
hidup bahagia dari alam kita
Padahal itu hutan kita, itu tambang kita, itu tanah kita, itu laut kita, milik rakyat Indonesia

Inikah Indonesiaku yang katanya sudah merdeka?

Sekilas kulihat perutmu buncit, entah karena kebanyakan makan atau kena penyakit cacingan
Tapi saudaraku di timur sana, terkena busung lapar, tulangnya kelihatan menyembul, tak ad
a daging yang melapisinya, mereka menangis kelaparan

Dengarkanlah jeritan mereka pemimpinku!!!

Dulu aku memang tak faham tentang kebijakan ekonomi dan politik negara, aku percaya pada kalian yang berada di kursi pemerintahan
Namun kini aku tambah tak faham, katanya pendapatan per kapita naik, katanya kemiskinan turun, katanya pengangguran berkurang, kata siapa? Kata survey? Survey yang mana?

Wahai pemimpinku!!!
Maafkan aku telah berkata lancang tentangmu
aku tahu
mereka memilihmu bukan agar kau bertambah kaya, tapi agar kita rakyat Indonesia hidup sejahtera
ku harap, kau tepati janjimu, pada rakyatmu




Selengkapnya...

Friday, July 3, 2009

Makna yang Tersirat

Siapa yang dulu sewaktu kecil sering dinyanyikan oleh orang tuanya?

“ dondong opo salak
Duku cilik-cilik
Ngandong opo mbecak
Mlaku timik-timik”



Yah, aku sendiri sering dinyanyikan lagu itu oleh orang tuaku, bulekku dan budheku. Lagu yang mengiringiku ketika menaiki andong kakekku, ketika membeli dondong manis di Pamella, dan ketika makan salak.

Dulu aku tak faham apa maksud sebenarnya dari lagu bocah itu, baru akhir-akhir ini aku memahaminya, ternyata ada makna tersirat yang terkandung dalam lagu itu.

“dondong opo salak, duku cilik-cilik”

Dondong (kedondong) adalah buah yang kulit luarnya halus, namun daging buahnya kecut, isinya besar-besar dan berserabut. Buah ini menggambarkan seseorang yang hanya bagus penampilannya luarnya, sedang hatinya buruk, banyak memendam rasa iri, dengki, dan penyakit-penyakit hati lainnya.

Salak, adalah buah yang kulitnya keras, bahkan sering tangan orang terluka ketika mengupasnya. Namun, isinya manis,banyak orang yang suka memakannya. Buah ini menggambarkan orang yang buruk penampilan luarnya, namun hatinya begitu bersih dan suci.

Duku, adalah buah yang kulitnya halus, isinya pun enak dimakan. Buah ini menggambarkan seseorang yang memiliki kepribadian unggul, hendaknya kita seperti buah duku, bagus dari segi penampilan dan hatinya.

"Ngandong opo mbecak, mlaku timik-timik"
Ngandong, adalah menaiki sebuah kendaraan bernama Andong yang menggunakan kuda sebagai tenaganya. Sedang mbecak adalah menaiki kendaraan bernama becak yang menggunakan manusia sebagai tenaganya. Orang zaman dulu ternyata sama-sama menghargai tenaga hewan dan manusia. Ongkos Andong untuk membelikan makanan kepada kuda dan kusirnya, ongkos mbecak untuk hidup pak becak. Tidak ada unsur menganiaya hewan atau manusia, sesama makhluk Allah harus saling mencintai.

Mlaku timik-timik, berarti berjalan kaki, hal ini menggambarkan usaha orang zaman dahulu yang begitu keras, mampu berjalan berkilo-kilo, naik turun gunung untuk menghidupi keluarga. Subhanallah.

Zaman sekarang, di saat sarana transportasi telah memadai, orang semakin manja, ada hujan takut, ada panas menghindar, hanya mengurung diri di dalam rumah, atau menikmati AC mobil yang sejuk. Tidak dapat merasakan perjuangan dan penderitaan orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan.


Selengkapnya...

JIN

" Sesungguhnya jin dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka." (Al Quran, surat Al A'raf : 27)

Makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan yang berarti istitar (tersembunyi). Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan setan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan. Iblis adalah gembongnya setan.


Apakah Jin itu?
Jin dinamakan jin karena wujudnya yang tersembunyi dari pandangan mata manusia. Firman Allah, "Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka."(QS. Al A'raf 27).

Kalau pun ada manusia yang dapat melihat jin, jin yang dilihatnya itu adalah yang sedang menjelma dalam wujud makhkuk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda, "Setan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena adanya doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia."(HR Al Bukhari).
Asal kejadian Jin

Kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas. Allah berfirman, "Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (QS. Al Hijr: 27). "Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api." (QS. Ar Rahman : 15).

Rasulullah bersabda, "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan (diceritakan) kepada kamu [yaitu dari air sperma dan ovum]." (HR Muslim dari Aisyah di dalam kitab Az- Zuhd dan Ahmad di dalam Al Musnad).

Bagaimana wujud api yang merupakan asal kejadian jin, Al Quran tidak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kita untuk meneliti-nya secara detail. Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhak berpendapat bahwa yang dimaksud "api yang sangat panas" (nar al-samum) atau "nyala api" (nar) dalam firman Allah di atas ialah "api murni". Ibnu Abbas pernah pula mengartikannya "bara api", seperti dikutip dalam Tafsir Ibnu Katsir.




Mengubah bentuk

Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri. Salah satu kekhususan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (setan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika kaum Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi SAW di Makkah. Kedua, dalam Perang Badr pada tahun kedua Hijriah, seperti diungkapkan Allah di dalam surat Al Anfal: 48.
Apakah jin juga mati?

Jin beranakpinakdan berkembang biak. Allah memperingatkan manusia agar tidak terkecoh menjadikan iblis (yang berasal dari golongan jin) dan keturunan-keturunannya sebagai pemimpin sebab mereka telah mendurhakai perintah Allah (QS. Al Kahfi: 50).

Banyak orang menganggap bahwa jin bisa hidup terus dan tidak pernah mati, namun sebenarnya ada hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi SAW berdoa: "Anta al-hayyu alladzi la yamutu, wa al-jinnu wa al-insu yamutuna - Ya Allah, Engkau hidup tidak mati, sedangkan jin dan manusia mati." (Bukhari: 7383, Muslim : 717)

Setan selalu mendampingi manusia

Sudah menjadi komitmen setan akan senantiasa menggoda manusia agar durhaka kepada Allah. Oleh karena itu setan terus menerus mengincar manusia, setiap saat menyertai manusia sehingga setan itu disebut pula sebagai qarin bagi manusia, artinya "yang menyertai" manusia. Setiap manusia disertai setan yang selalu memperdayakannya, bahkan manusia dan qarin-nya akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Allah berfirman, artinya: "Yang menyertai dia (qarin-nya) berkata (pula): "Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh." (QS. Qaf: 27).

Jin (bahasa arab : جن ) secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi "tersembunyi" atau "tidak terlihat". Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api.


Jin dalam Mitologi Arab pra-Islam
Dalam anggapan orang-orang sebelum Islam datang, Jin dianggap sebagia makhluk keramat, yang harus disembah dan dihormati. Para orang pada masa tersebut menggambarkannya dalam bentuk patung sesembahan mereka.
Jin dalam Islam

“Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS Al-Hijr 15:27).

Dalam Islam, makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi).
Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.
Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa.
“Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kalian (hai manusia) dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS Al-A’raf 7:27).
Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat tersebut di atas.
Dalam ayat lain Allah mempertegas:

“Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.” (QS Ar-Rahman 55:15). Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhahak berkata, bahwa yang dimaksud dengan firman Allah: Dari nyala api, ialah dari api murni.

Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas: Dari bara api. (Ditemukan dalam Tafsir Ibnu Katsir). Dalilnya dari hadits riwayat Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan(diceritakan) kepada kalian.” [yaitu dari air spermatozoa] (HR Muslim di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di dalam Al-Musnad).

Bagaimana wujud api itu, Al-Qur’an tak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kepada kita untuk menelitinya secara detail.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Syetan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia.” (HR Bukhari).
Jin dapat mengubah Bentuk

Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri, di mana salah satu kekhususan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (syetan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika suku Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad SAW di Makkah. Kedua, dalam perang Badr pada tahun kedua Hijriah. (QS Al-Anfaal 8:48).
Jin dapat beranak-pinak

Jin beranak-pinak dan berkembang-biak (lihat surat Al-Kahfi, 18:50). Tentang apakah jin bisa meninggal atau tidak, ada pendapat bahwa jin hanya berkembang biak, tetapi tidak pernah meninggal. Benar atau tidak, wa Allahu a’lam. Namun menurut hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi Muhammad SAW berdo’a: “Ya Allah, Engkau tidak mati, sedang jin dan manusia mati…” (HR Bukhari 7383 – Muslim 717).
Habitat para Jin
Walaupun banyak perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamannya juga ada. Di antaranya sama-sama mendiami bumi. Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian tinggal bersama manusia itu di rumah manusia, tidur di ranjang dan makan bersama manusia.

Tempat yang paling disenangi jin adalah WC. Oleh sebab itu hendaknya kita berdoa waktu masuk WC yang artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari (gangguan) setan (jin) laki-laki dan setan (jin) perempuan.” (HR At-Turmudzi).
Syetan suka berdiam di kubur dan di tempat sampah. Apa sebabnya, Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci. Kuburan dijadikan sebagai tempat bermeditasi oleh tukang sihir (Paranormal).

Nabi Muhammad SAW melarang kita tidur menyerupai syetan. Syetan tidur di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur dalam keadaan bertelanjang menarik perhatian syetan untuk mempermainkan auratnya dan menyebabkan timbulnya penyakit. Na’uzu billah min zaalik!
Qarin

Yang dimaksud dengan qarin dalam surat Qaaf 50:27 ialah yang menyertai. Setiap manusia disertai jin yang selalu memperdayakannya. Allah berfirman, artinya: “Yang menyertai dia (qarin) berkata pula: ‘Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkan tetapi dialah (manusia) yang berada dalam kesesatan yang jauh’…” (QS Qaaf 50:27).

Manusia dan syetan qarinnya itu akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Dalam sebuah hadits (HR Ahmad) Aisyah ra mengatakan:Rasulullah SAW keluar dari rumah pada malam hari, aku cemburu karenanya. Tak lama ia kembali dan menyaksikan tingkahku, lalu ia berkata: “Apakah kamu telah didatangi syetanmu?” “Apakah syetan bersamaku?” Jawabku. “Ya, bahkan setiap manusia.” Kata Nabi Muhammad SAW. “Termasuk engkau juga?” Tanyaku lagi. “Betul, tetapi Allah menolongku hingga aku selamat dari godaannya.” Jawab Nabi (HR Ahmad).

Berdasarkan hadits ini, Nabi Muhammad juga ternyata didampingi syetan. Hanya syetan itu tidak berkutik terhadapnya. Lalu bagaimana mendeteksi keberadaan jin (misalnya di rumah kita), apa tanda-tanda seseorang kemasukan jin? Tidak ada cara atau alat yang bisa mendeteksi keberadaan jin. Sebab jin dalam wujud aslinya merupakan makhluk ghaib yang tidak mungkin dilihat manusia (QS Al-A’raf 7:27).

Tidak ada manusia yang bisa melihat jin, dan jika ada manusia yang mengklaim mampu melihat jin, maka orang tersebut sedang bermasalah. Bisa jadi dia mempunyai jin warisan atau pun jin hasil dia belajar. Kemampuan ini sebetulnya dalam Islam dilarang untuk dimiliki, dan termasuk dalam kategori bekerja sama dengan jin yang menyesatkan (QS Al-Jin 72:6).

Sesungguhnya, tidak ada cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan jin. Jangan meminta bantuan orang yang mempunyai ilmu terawang. Sebab kalau kita meminta bantuannya, kita berarti telah meminta bantuan dukun musyrik yang dalam Islam merupakan dosa besar, bahkan bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.

sumber: Al-Qur'an, ISMUBA
Selengkapnya...