Teringat kisah Ikal dan Arai yang mengelilingi Eropa dengan uang hasil meminta di jalan, dalam buku Edensor karya Andrea Hirata. Mereka menggunakan kostum yang aneh untuk menyamarkan diri, ditambah dengan accesoris yang unik sebagai penarik perhatian. Tentunya mereka juga berkelakuan sesuai dengan peran yang mereka jalankan dan kostum yang mereka gunakan. Harus rela berdiri mematung selama ber jam-jam, menahan sakit ketika dicubit orang, dan tentunya harus siap menaggung malu. Ternyata meminta uang di jalan bukan sebuah pekerjaan yang rendah di Eropa, bahkan ada universitas yang secara khusus mengajarkan seni jalanan kepada para mahasiswanya.
Akhir-akhir ini saya melihat seni jalanan ala Indonesia. Yaitu dengan menggunakan kostum “jathilan” dan menari layaknya “jathilan” di tempat yang strategis, seperti di perempatan jalan Wonosari dan di bawah jalan layang Janti. Tidak hanya itu saja, mereka juga mengiringi tarian itu dengan musik dan gamelan yang khas. Walaupun hal ini mereka lakukan untuk meminta uang kepada pengguna jalan atas penampilan meraka, namun saya pikir hal ini harus mendapat perhatian yang serius dan perlu dikembangkan untuk melestarikan budaya. Sehingga kualitas seni jalanan Indonesia menjadi lebih bermutu dan bernilai tinggi.
Hingga detik ini, tidak banyak orang yang meminta di jalan dengan memperhatikan nilai seni dan budaya, sebagian besar dari mereka hanya bernyanyi ala kadarnya bahkan hanya dengan menengadahkan tangan. Walaupan ada juga yang bernyanyi dan bermain musik dengan hebatnya, sehingga kita sering menyebut mereka dengan istilah musisi jalanan. Menurut saya mereka tidak jauh berbeda dengan musisi kelas atas yang bernyanyi di atas panggung, sama-sama menjual suara dan ketrampilan bernyanyi. Jika suaranya bagus dan memiliki ketrampilan bernyanyi yang tinggi maka akan memperoleh banyak penghasilan, jika tidak maka hanya akan ditidakacuhkan.
Sepertinya jiwa peseni jalanan harus segera dibangkitkan kembali. Tentunya tidak terbatas pada seni suara dan musik, namun juga seni tari, sulap dan lain sebagainya. Topeng monyet dan ludruk itupun termasuk salah dua diantaranya. Jika hal ini dapat terwujudkan, insyaallah akan membuat jalanan menjadi lebih berwarna. Dan mungkin juga hal ini dapat menjadi sebuah hiburan bagi para pengguna jalan hingga mereka bisa menikmati perjalanan , mengurangi stress dan resiko kecelakaan.
0 comments:
Post a Comment