CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Thursday, July 16, 2009

INILAH AKU

“aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan logika, aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku kehidupan yang ujung nya tak dapat disangka, aku ingin hidup yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. aku ingin hidup! merasakan sari pati hidup""(edensor)

Walau diriku harus terluka, tertusuk duri-duri tumbuhan liar yang tumbuh di gunung petualangan itu
Tak ku hiraukan darah yang mengalir menelusuri kulitku, hingga merah seluruh bajuku
Ketika tubuh ini letih, tak kuat untuk kembali berjalan
Aku sandarkan tubuhku pada pepohonan Hutan penggembaraan itu
Daunnya yang lebat rindangiku dari terik matahari, buahnya yang lezat menambahiku energi

Ketika malam datang
Tak tahu arah, aku melihat bintang-bintang di angkasa raya sana
Gugusannya terangi langkahku, tunjuki kemana tujuanku

Kadang aku takut
Karena binatang-binatang buas kehidupan siap menerkamku
Aaarrrghh, aku ingin berteriak minta tolong
Tapi tak ada yang mendengarku
Nyawa ku serahkan pada Rabb Sang Penguasa Kehidupan

Langkahku pun sering terhenti
Futur, sejenak membayangkan teman-teman di daratan kebahagiaan
Yang sedang menikmati hidupnya
Bersendau gurau, bersuka cita
Ingin aku turun, kembali bergabung dengan mereka
Tapi..ah, tidak, kuurungkan niatku, ku bulatkan tekadku

Satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun telah berlalu
Badanku telah kurus kering, bajuku sobek-sobek, tubuhku penuh memar dan luka
tapi, aku telah berhasil mencapai puncak tantangan itu
aku bahagia, bisa mengenal mereka
teman-teman di hutan penggembaraan yang menemani setiap langkahku
bintang-bintang di angkasa raya yang terangi jalanku

fajar menyingsing
Di puncak itu, aku berteriak pada dunia

Heiiiiiii!!! Kalian!
Lihatlah aku dengan segala ke-aku-anku

jangan lihat bajuku yang sobek-sobek, jangan lihat penampilanku yang kumal usam
ya memang beginilah aku, tapi aku bangga dengan jerih payahku,
walau kadang ku menangis ketika tertusuk duri, berteriak karena takut dimangsa, namun syukur tetap ku panjatkan kepada Sang Penguasa Kehidupan, terima kasih Kau telah memberiku kesempatan dan kekuatan, untuk menikmati keindahan alam, dari puncak tantangan itu






Selengkapnya...

Pemimpinku, Dengarkanlah Jeritan Rakyatmu!!!


Kepadamu, wahai pemimpinku
Kusampaikan salam hormatku, atas segala perjuanganmu
Sebuah penghormatan yang mungkin seharusnya tak kulakukan
Karena aku bingung dengan tingkah lakumu

Kenapa kau tinggal di istana yang megah, tidur di atas kasur yang empuk, berselimutkan kehangatan?
Sedangkan rakyatmu...Tinggal di kolong jembatan, beralaskan aspal dan kedinginan karena hujan

Kenapa kau menaiki mobil yang mewah, bersepatu hitam mengkilat, dan berbaju raja
Sedangkan rakyatmu...
Berjalan di antara tai kuda, bersandal selen, dan bajunya pun compang-camping

Kenapa kau jual kekayaan negeri ini kepada orang-orang asing yang tak berperikemanusiaan?
Mereka paksa rakyat untuk bekerja keras dengan upah sedikit
Sedangkan mereka..
hidup bahagia dari alam kita
Padahal itu hutan kita, itu tambang kita, itu tanah kita, itu laut kita, milik rakyat Indonesia

Inikah Indonesiaku yang katanya sudah merdeka?

Sekilas kulihat perutmu buncit, entah karena kebanyakan makan atau kena penyakit cacingan
Tapi saudaraku di timur sana, terkena busung lapar, tulangnya kelihatan menyembul, tak ad
a daging yang melapisinya, mereka menangis kelaparan

Dengarkanlah jeritan mereka pemimpinku!!!

Dulu aku memang tak faham tentang kebijakan ekonomi dan politik negara, aku percaya pada kalian yang berada di kursi pemerintahan
Namun kini aku tambah tak faham, katanya pendapatan per kapita naik, katanya kemiskinan turun, katanya pengangguran berkurang, kata siapa? Kata survey? Survey yang mana?

Wahai pemimpinku!!!
Maafkan aku telah berkata lancang tentangmu
aku tahu
mereka memilihmu bukan agar kau bertambah kaya, tapi agar kita rakyat Indonesia hidup sejahtera
ku harap, kau tepati janjimu, pada rakyatmu




Selengkapnya...

Friday, July 3, 2009

Makna yang Tersirat

Siapa yang dulu sewaktu kecil sering dinyanyikan oleh orang tuanya?

“ dondong opo salak
Duku cilik-cilik
Ngandong opo mbecak
Mlaku timik-timik”



Yah, aku sendiri sering dinyanyikan lagu itu oleh orang tuaku, bulekku dan budheku. Lagu yang mengiringiku ketika menaiki andong kakekku, ketika membeli dondong manis di Pamella, dan ketika makan salak.

Dulu aku tak faham apa maksud sebenarnya dari lagu bocah itu, baru akhir-akhir ini aku memahaminya, ternyata ada makna tersirat yang terkandung dalam lagu itu.

“dondong opo salak, duku cilik-cilik”

Dondong (kedondong) adalah buah yang kulit luarnya halus, namun daging buahnya kecut, isinya besar-besar dan berserabut. Buah ini menggambarkan seseorang yang hanya bagus penampilannya luarnya, sedang hatinya buruk, banyak memendam rasa iri, dengki, dan penyakit-penyakit hati lainnya.

Salak, adalah buah yang kulitnya keras, bahkan sering tangan orang terluka ketika mengupasnya. Namun, isinya manis,banyak orang yang suka memakannya. Buah ini menggambarkan orang yang buruk penampilan luarnya, namun hatinya begitu bersih dan suci.

Duku, adalah buah yang kulitnya halus, isinya pun enak dimakan. Buah ini menggambarkan seseorang yang memiliki kepribadian unggul, hendaknya kita seperti buah duku, bagus dari segi penampilan dan hatinya.

"Ngandong opo mbecak, mlaku timik-timik"
Ngandong, adalah menaiki sebuah kendaraan bernama Andong yang menggunakan kuda sebagai tenaganya. Sedang mbecak adalah menaiki kendaraan bernama becak yang menggunakan manusia sebagai tenaganya. Orang zaman dulu ternyata sama-sama menghargai tenaga hewan dan manusia. Ongkos Andong untuk membelikan makanan kepada kuda dan kusirnya, ongkos mbecak untuk hidup pak becak. Tidak ada unsur menganiaya hewan atau manusia, sesama makhluk Allah harus saling mencintai.

Mlaku timik-timik, berarti berjalan kaki, hal ini menggambarkan usaha orang zaman dahulu yang begitu keras, mampu berjalan berkilo-kilo, naik turun gunung untuk menghidupi keluarga. Subhanallah.

Zaman sekarang, di saat sarana transportasi telah memadai, orang semakin manja, ada hujan takut, ada panas menghindar, hanya mengurung diri di dalam rumah, atau menikmati AC mobil yang sejuk. Tidak dapat merasakan perjuangan dan penderitaan orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan.


Selengkapnya...

JIN

" Sesungguhnya jin dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka." (Al Quran, surat Al A'raf : 27)

Makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan yang berarti istitar (tersembunyi). Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan setan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan. Iblis adalah gembongnya setan.


Apakah Jin itu?
Jin dinamakan jin karena wujudnya yang tersembunyi dari pandangan mata manusia. Firman Allah, "Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka."(QS. Al A'raf 27).

Kalau pun ada manusia yang dapat melihat jin, jin yang dilihatnya itu adalah yang sedang menjelma dalam wujud makhkuk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda, "Setan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena adanya doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia."(HR Al Bukhari).
Asal kejadian Jin

Kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas. Allah berfirman, "Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (QS. Al Hijr: 27). "Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api." (QS. Ar Rahman : 15).

Rasulullah bersabda, "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan (diceritakan) kepada kamu [yaitu dari air sperma dan ovum]." (HR Muslim dari Aisyah di dalam kitab Az- Zuhd dan Ahmad di dalam Al Musnad).

Bagaimana wujud api yang merupakan asal kejadian jin, Al Quran tidak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kita untuk meneliti-nya secara detail. Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhak berpendapat bahwa yang dimaksud "api yang sangat panas" (nar al-samum) atau "nyala api" (nar) dalam firman Allah di atas ialah "api murni". Ibnu Abbas pernah pula mengartikannya "bara api", seperti dikutip dalam Tafsir Ibnu Katsir.




Mengubah bentuk

Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri. Salah satu kekhususan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (setan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika kaum Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi SAW di Makkah. Kedua, dalam Perang Badr pada tahun kedua Hijriah, seperti diungkapkan Allah di dalam surat Al Anfal: 48.
Apakah jin juga mati?

Jin beranakpinakdan berkembang biak. Allah memperingatkan manusia agar tidak terkecoh menjadikan iblis (yang berasal dari golongan jin) dan keturunan-keturunannya sebagai pemimpin sebab mereka telah mendurhakai perintah Allah (QS. Al Kahfi: 50).

Banyak orang menganggap bahwa jin bisa hidup terus dan tidak pernah mati, namun sebenarnya ada hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi SAW berdoa: "Anta al-hayyu alladzi la yamutu, wa al-jinnu wa al-insu yamutuna - Ya Allah, Engkau hidup tidak mati, sedangkan jin dan manusia mati." (Bukhari: 7383, Muslim : 717)

Setan selalu mendampingi manusia

Sudah menjadi komitmen setan akan senantiasa menggoda manusia agar durhaka kepada Allah. Oleh karena itu setan terus menerus mengincar manusia, setiap saat menyertai manusia sehingga setan itu disebut pula sebagai qarin bagi manusia, artinya "yang menyertai" manusia. Setiap manusia disertai setan yang selalu memperdayakannya, bahkan manusia dan qarin-nya akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Allah berfirman, artinya: "Yang menyertai dia (qarin-nya) berkata (pula): "Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh." (QS. Qaf: 27).

Jin (bahasa arab : جن ) secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi "tersembunyi" atau "tidak terlihat". Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api.


Jin dalam Mitologi Arab pra-Islam
Dalam anggapan orang-orang sebelum Islam datang, Jin dianggap sebagia makhluk keramat, yang harus disembah dan dihormati. Para orang pada masa tersebut menggambarkannya dalam bentuk patung sesembahan mereka.
Jin dalam Islam

“Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS Al-Hijr 15:27).

Dalam Islam, makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi).
Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.
Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa.
“Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kalian (hai manusia) dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS Al-A’raf 7:27).
Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat tersebut di atas.
Dalam ayat lain Allah mempertegas:

“Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.” (QS Ar-Rahman 55:15). Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhahak berkata, bahwa yang dimaksud dengan firman Allah: Dari nyala api, ialah dari api murni.

Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas: Dari bara api. (Ditemukan dalam Tafsir Ibnu Katsir). Dalilnya dari hadits riwayat Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan(diceritakan) kepada kalian.” [yaitu dari air spermatozoa] (HR Muslim di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di dalam Al-Musnad).

Bagaimana wujud api itu, Al-Qur’an tak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kepada kita untuk menelitinya secara detail.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Syetan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia.” (HR Bukhari).
Jin dapat mengubah Bentuk

Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri, di mana salah satu kekhususan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (syetan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika suku Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad SAW di Makkah. Kedua, dalam perang Badr pada tahun kedua Hijriah. (QS Al-Anfaal 8:48).
Jin dapat beranak-pinak

Jin beranak-pinak dan berkembang-biak (lihat surat Al-Kahfi, 18:50). Tentang apakah jin bisa meninggal atau tidak, ada pendapat bahwa jin hanya berkembang biak, tetapi tidak pernah meninggal. Benar atau tidak, wa Allahu a’lam. Namun menurut hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi Muhammad SAW berdo’a: “Ya Allah, Engkau tidak mati, sedang jin dan manusia mati…” (HR Bukhari 7383 – Muslim 717).
Habitat para Jin
Walaupun banyak perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamannya juga ada. Di antaranya sama-sama mendiami bumi. Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian tinggal bersama manusia itu di rumah manusia, tidur di ranjang dan makan bersama manusia.

Tempat yang paling disenangi jin adalah WC. Oleh sebab itu hendaknya kita berdoa waktu masuk WC yang artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari (gangguan) setan (jin) laki-laki dan setan (jin) perempuan.” (HR At-Turmudzi).
Syetan suka berdiam di kubur dan di tempat sampah. Apa sebabnya, Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci. Kuburan dijadikan sebagai tempat bermeditasi oleh tukang sihir (Paranormal).

Nabi Muhammad SAW melarang kita tidur menyerupai syetan. Syetan tidur di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur dalam keadaan bertelanjang menarik perhatian syetan untuk mempermainkan auratnya dan menyebabkan timbulnya penyakit. Na’uzu billah min zaalik!
Qarin

Yang dimaksud dengan qarin dalam surat Qaaf 50:27 ialah yang menyertai. Setiap manusia disertai jin yang selalu memperdayakannya. Allah berfirman, artinya: “Yang menyertai dia (qarin) berkata pula: ‘Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkan tetapi dialah (manusia) yang berada dalam kesesatan yang jauh’…” (QS Qaaf 50:27).

Manusia dan syetan qarinnya itu akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Dalam sebuah hadits (HR Ahmad) Aisyah ra mengatakan:Rasulullah SAW keluar dari rumah pada malam hari, aku cemburu karenanya. Tak lama ia kembali dan menyaksikan tingkahku, lalu ia berkata: “Apakah kamu telah didatangi syetanmu?” “Apakah syetan bersamaku?” Jawabku. “Ya, bahkan setiap manusia.” Kata Nabi Muhammad SAW. “Termasuk engkau juga?” Tanyaku lagi. “Betul, tetapi Allah menolongku hingga aku selamat dari godaannya.” Jawab Nabi (HR Ahmad).

Berdasarkan hadits ini, Nabi Muhammad juga ternyata didampingi syetan. Hanya syetan itu tidak berkutik terhadapnya. Lalu bagaimana mendeteksi keberadaan jin (misalnya di rumah kita), apa tanda-tanda seseorang kemasukan jin? Tidak ada cara atau alat yang bisa mendeteksi keberadaan jin. Sebab jin dalam wujud aslinya merupakan makhluk ghaib yang tidak mungkin dilihat manusia (QS Al-A’raf 7:27).

Tidak ada manusia yang bisa melihat jin, dan jika ada manusia yang mengklaim mampu melihat jin, maka orang tersebut sedang bermasalah. Bisa jadi dia mempunyai jin warisan atau pun jin hasil dia belajar. Kemampuan ini sebetulnya dalam Islam dilarang untuk dimiliki, dan termasuk dalam kategori bekerja sama dengan jin yang menyesatkan (QS Al-Jin 72:6).

Sesungguhnya, tidak ada cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan jin. Jangan meminta bantuan orang yang mempunyai ilmu terawang. Sebab kalau kita meminta bantuannya, kita berarti telah meminta bantuan dukun musyrik yang dalam Islam merupakan dosa besar, bahkan bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.

sumber: Al-Qur'an, ISMUBA
Selengkapnya...